Cerita Penuh Haru di Balik Aksi 212

Setiap peristiwa memiliki kisahnya masing-masing. Setiap kejadian besar tentu meninggalkan jejak cerita beragam. Bahkan, adalah sebuah keniscayaan jika kisah-kisah bermunculan dari sekian pribadi yang ikut aksi super damai pada Jumat, 2 Desember 2016 lalu. “Aksi Super Damai 212”, begitulah nama populer dari aksi 212 atau aksi Bela Islam III yang menciptakan beragam kesan dan cerita sendiri di masing-masing pihak, baik yang pro maupun kontra.

Ada kisah yang mengharu biru dari seorang peserta aksi 212. Kisah yang ditulis oleh seorang pekerja kantoran. Ia adalah muslim yang taat menurut syariat. Mulanya, ia tidak setuju dengan pelaksaan Aksi 212 dan mempertanyakan, kenapa teman-teman di kantornya mau ikut-ikutan aksi super damai itu. Namun dengan berbagai pukulan yang mengenai batin dan jiwanya, akhirnya, setelah ia berjanji sama Tuhan, ia datang ke Monas untuk ikut sholat jumat berjamaah. Adapun kisah selengkapnya adalah sebagai berikut:

Saya anggap dunia adalah soal bagaimana hidup dan cari kehidupan. Bagaimana menikmati dan lebih baik dari manusia lain, bagaimana bisa punya status baik, dihargai dengan apa yang dipunya dan sedikit jalan-jalan menikmati dunia. Saya anggap orang yang maju dalam agama itu adalah yang berfikiran luas dan penuh toleransi, saya anggap tak perlulah terlalu fanatis akan sesuatu, tak perlu reaktif akan sesuatu, keep calm, be cool. Janganlah sesekali dan ikut-ikutan jadi orang norak. Ikut kelompok jingkrang-jingkrang dan entah apalah itu namanya.

Saya tak ikut aksi bela agama ini itu kalian jangan usil, jangan dengan kalian ikut saya tidak, artinya kalian masuk syurga saya tidak! Saya ini beragama lho, saya ikut berpuasa, saya bersedekah dan beramal. Saya bantu orang-orang, bantu saudara-saudara saya juga. Jangan kalian tanya-tanya soal peran saya ke lingkungan, kalian lihat orang-orang respek pada saya, temanpun aku banyak. Tiap kotak sumbangan aku isi.

Saya masih heran, apa sih salah seorang Ahok? Dia sudah bantu banyak orang, dia memang rada kasar tapi hatinya baik kok. Saya hargai apa yang sudah dia buat bagi Jakarta. Saya anggap aksi ini itu hanya soal politik. Karena kebetulan ada pilkada. Saya tak mau terbawa-bawa arus seperti teman-teman kantor yang tiba-tiba juga mau ikut aksi, saya anggap itu berlebihan dan terlalu cari-cari sensasi. Paling juga mau selfie-selfie.

Sampai satu saat… (bersambung: Kisah Haru Biru di Balik Aksi Super Damai 212)
Cerita Penuh Haru di Balik Aksi 212 Cerita Penuh Haru di Balik Aksi 212 Reviewed by Unknown on 6:23:00 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.